Diduga Fee Proyek Rehab Sekolah Mencekik Leher, Ketua LSM Penjara Tuding Pengerjaan Dikerjakan Asal-Asalan

banner 120x600
banner 468x60

Kutacane, –

Proyek rehab sekolah yang beredar di Kabupaten Aceh Tenggara, diantaranya di Kecamatan Badar, tepatnya SD Negeri Lawe Bekung, SD Negeri Mbacang Kumbang, dan SD Negeri 1 Kutacane di Kecamatan Babussalam, diduga dikerjakan asal jadi dan pengawasan yang longgar dan lemah.

Hal tersebut berdasarkan amatan dan hasil investigasi Ketua DPD LSM Penjara Provinsi Aceh (Pajri Gegoh Selian), dan Ketua LSM Tipikor Kabupaten Aceh Tenggara (Jupri Yadi. R), saat melakukan kroscek kelapangan, pada Selasa, (07/10/2025).

Perehaban sekolah tersebut dikerjakan dengan cara swakelola, namun ketika Ketua LSM Penjara dan Ketua LSM Tipikor saat melakukan kroscek kelapangan, ditemukan adanya kejanggalan dan ketidak beresan dalam pengerjaan proyek fisik di Dinas Pendidikan Aceh Tenggara tersebut yang berpotensi diduga terjadinya Perbuatan Melawan Hukum (PMH) serta dapat menimbulkan kerugian negara. Bahkan kepala sekolah ketiga sekolah tersebut tidak ada ditemui di kantornya, meski masih jam sekolah, sekira pukul 11:20 Wib.

”Dari amatan kami dilapangan, rehab sekolah di dua Kecamatan ini, hasil pengerjaanya sangat buruk” kata Ketua LSM Penjara Pajri Gegoh Selian dalam rilis nya, Selasa (07/10/2025).

Lebih lanjut, Ketua LSM Tipikor (Jupri Yadi R) juga menjelaskan, selain pengerjaan yang asal jadi dan terkesan berkualitas buruk. Proyek rehab sekolah juga terkesan tertutup untuk publik karena ada salah satu dari tiga sekolah yang kami temui tidak ditemukan papan nama (plang proyek), dilokasi proyek yang merupakan hak masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang proyek tersebut untuk melakukan pengawasan publik.

Berdasarkan isu yang beredar, untuk pengerehaban sekolah tersebut terkesan mempunyai Fee yang mencekik, sehingga kegiatan fisik tersebut diduga dikerjakan asal-asalan saja demi meraih keuntungan yang lebih.

“Adapun pengerjaan yang asal jadi itu sangat jelas terlihat pada pengerjaan bagian lantai keramik yang diduga dikerjakan asal dipasang saja atau tidak rapi bahkan ada bagian-bagian yang malah tidak didompul pada sambungan antara keramiknya, selain itu juga pada bekas pendompulan itu tidak dibersihkan, sisa dompul masih melekat tebal diseluruh lantai,” lanjut Gegoh Selian.

Jupri R kembali menambahkan, kondisi yang hampir sama juga terjadi pada proyek rehab sekolah di SD Negeri 1 Kutacane, Kecamatan Babussalam, sebagaimana yang disampaikan oleh salah satu sumber yang ditemui di lokasi, juga meminta untuk tidak disebutkan namanya di media ini, mengatakan bahwa proyek tersebut belum selesai dilaksanakan karena masih ada bagian plafon yang belum terpasang, pengecatan dinding juga tidak ada, jendela dan kusen yang rusak belum diganti, dan diduga pemasangan keramik juga tidak sempurna.

Lebih lanjut lagi, dari hasil pantauan kami, kami menduga bila kegiatan rehab sekolah di kalangan dinas pendidikan kabupaten Aceh Tenggara ini terkesan semua dikerjakan asal jadi saja, bahkan semakin besar dugaan kami jika kepala Dinas Pendidikan Aceh Tenggara (Julkifli) sangat tutup mata dalam hal kegiatan ini, bahkan kami duga Julkifli yang menjabat selaku kadis pendidikan merasa tidak terbebani untuk meningkatkan mutu dari kegiatan rehab sekolah tersebut, sehingga Julkifli saat dihubungi awak media selalu mengabaikan awak media terkait kegiatan ini.

 

banner 325x300
Penulis: Angah SelianEditor: Winna