Jambi-Tebo//Jurnalis.Online//Sabtu, 05 Oktober 2024 Stunting merupakan kondisi di mana pertumbuhan tinggi badan anak terganggu, terutama pada 1000 hari pertama kehidupannya (sejak masa kehamilan hingga usia 2 tahun), yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan faktor-faktor sosial lainnya. Di Indonesia, stunting menjadi masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius karena berdampak jangka panjang terhadap kualitas hidup dan produktivitas generasi muda. Berikut adalah opini dan perspektif saya tentang stunting.
Stunting Adalah Krisis yang Mendesak Stunting bukan hanya soal tinggi badan anak yang lebih pendek dibandingkan standar, tetapi lebih dari itu. Kondisi ini mengindikasikan adanya masalah yang jauh lebih dalam terkait dengan gizi, kesehatan ibu dan anak, akses terhadap layanan kesehatan, dan sanitasi. Anak-anak yang mengalami stunting sering kali juga mengalami perkembangan kognitif yang tertunda, yang dapat berdampak pada kemampuan belajar dan performa pendidikan mereka. Pada tingkat yang lebih besar, stunting akan berdampak pada daya saing ekonomi suatu bangsa, karena generasi yang terdampak mungkin akan memiliki keterbatasan dalam mencapai potensi penuh mereka.
Penanggulangan Butuh Pendekatan Multisektoral
Upaya untuk mengatasi stunting tidak bisa dilakukan hanya dengan pendekatan kesehatan saja. Ini memerlukan keterlibatan berbagai sektor, seperti pertanian, pendidikan, sanitasi, dan ekonomi. Pemerintah, dalam hal ini, perlu berkolaborasi dengan sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat itu sendiri untuk menghadirkan solusi yang komprehensif. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana mengintegrasikan berbagai program lintas sektor agar dapat saling memperkuat dalam menanggulangi stunting secara efektif.
Peran Kesehatan Masyarakat Stunting perlu dilihat sebagai isu yang sangat berhubungan dengan kesehatan masyarakat. Dalam konteks ini, pendekatan promosi kesehatan yang berfokus pada pencegahan sangat penting. Edukasi kepada ibu hamil dan keluarga mengenai pentingnya asupan gizi yang baik, pemberian ASI eksklusif, pola makan seimbang, serta praktik sanitasi yang baik harus menjadi prioritas. Program pemberdayaan masyarakat, yang memberikan pelatihan dan akses informasi seputar gizi dan kesehatan, akan sangat berpengaruh dalam menekan angka stunting.
Tantangan Sosial Ekonomi Stunting sering kali terjadi di kalangan keluarga miskin dan komunitas terpencil, di mana akses terhadap makanan bergizi dan layanan kesehatan sangat terbatas. Oleh karena itu, upaya penanggulangan stunting harus mencakup pengentasan kemiskinan dan peningkatan akses terhadap layanan dasar, seperti air bersih, pendidikan, dan fasilitas kesehatan. Program perlindungan sosial, seperti bantuan pangan dan jaminan kesehatan, dapat membantu mengurangi beban keluarga miskin dan meningkatkan status gizi anak-anak mereka.
Peran Pemerintah dan Kebijakan Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen serius dalam mengatasi stunting melalui berbagai program seperti Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dan Program Keluarga Harapan. Namun, masih diperlukan monitoring yang ketat dan evaluasi berkelanjutan untuk memastikan efektivitas program-program tersebut. Selain itu, perlu adanya kebijakan yang memperkuat ketahanan pangan, memperbaiki kualitas layanan kesehatan ibu dan anak, serta memperluas akses terhadap pendidikan gizi.
Perubahan Pola Pikir dan Kebiasaan Selain aspek kebijakan dan intervensi pemerintah, perubahan pola pikir masyarakat tentang pentingnya gizi yang seimbang juga harus digalakkan. Masyarakat masih sering kali menganggap stunting sebagai masalah kecil atau sekadar “anak yang pendek” tanpa memahami konsekuensi jangka panjangnya. Edukasi tentang bahaya stunting dan pentingnya pencegahan harus menjadi bagian integral dari setiap intervensi.
Inovasi Teknologi dalam Pencegahan Stunting Dalam era digital, teknologi dapat berperan penting dalam mempercepat penanggulangan stunting. Aplikasi berbasis kesehatan yang memberikan informasi kepada ibu hamil tentang asupan gizi, layanan telemedicine untuk konsultasi kesehatan, hingga monitoring digital terhadap program pemberian makanan tambahan, adalah beberapa contoh inovasi yang bisa diimplementasikan untuk meningkatkan efektivitas program pencegahan stunting.
Kesimpulan Stunting adalah masalah serius yang memerlukan penanganan segera dan holistik. Tantangan yang ada begitu kompleks, mencakup aspek kesehatan, ekonomi, sosial, dan budaya. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan lintas sektor, komitmen politik yang kuat, serta dukungan dari semua elemen masyarakat untuk mengatasi stunting. Dengan kerja sama yang baik, generasi mendatang dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, serta berkontribusi positif bagi pembangunan bangsa.
Liputan: Zulfan