Tebing Tinggi – // Jurnalis.online // Sikap arogan kepala UPTD PUPR Tebing Tinggi ditunjukkan kepada awak media sangat arogan, seakan akan menunjukkan kehebatan dan sok jagoan ala preman dengan membentak-bentak awak media pada saat di konfirmasi.
Terkait truk berplat merah dengan nomor Polisi BK 8724 J yang sedang mengangkut bahan material bangunan berjenis batu koral untuk pembangunan rumah kos kosannya.
ABB di duga selaku kepala UPTD PUPR Tebing Tinggi merasakan keberatan saat dikonfirmasi.
Adapun kronologi kejadian ini berawal dari saat tim awak media melintas di depan rumah yang lagi di bagun, tepatnya di kompleks perumahan bp7 yang berada di jln M. Yakub, Kelurahan Tanjung Marulak, Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara.
Pada sedang melintas mobil tim awak media terhalang oleh dua truk pengangkut bahan material bangunan, bahan tersebut akan di bongkar dekat rumah kos-kosan yang sedang dalam pengerjaan pembagunan.
Salah satu dari tim yang sedang mau turun dari mobil yang di naikinya, lalu menghampirin kepada salah seorang pekerja bangunan, ini mau di buat apa dan bangunan siapa..?, pekerja pun menjawab dan mengatakan bagunan ini yang sedang di kerjakan mau di buat rumah kos-kosan. Pemiliknya A.BB salah satu pegawai di PUPR kantornya di jalan sudirman,” ucap pekerja bagunan.
Kemudian awak media juga mempertanyakan kepada supir truk yang mengendarai truk berplat merah tersebut, “Apakah boleh kendaraan dinas Pemerintahan di gunakan untuk kepentingan pribadi,” sang supir pun hanya terdiam tidak bisa menjawab sama sekali.
Di hari yang sama, ABB yang kebetulan tinggal di dekat sekitaran pembagunan rumah kos-kosan, mendatangin awak media sambil marah-marah dan menunjukkan-nunjuk kesalah satu tim awak media dan mengatakan, “APA GAK KAU MENGAMBIL FOTO-FOTO DI SINI,” hingga terjadi adu mulut dan dorong-dorongan.
Salah satu teman awak media ini yang berada tidak jauh dari lokasi tersebut, mendekati karena adanya keributan. Lalu bertanya ada apa ribut-ribut, ABB pun langsung respon dengan bahasa kasar mengatakan, “Siapa kau rupanya dan apa hak kau mengambil gambar disini, dengan lantangnya. Padahal dari awal sudah dijelaskan kami dari media. lalu ABB juga mengatakan kenapa rupanya kalau kau orang media, apa urusanmu,” ucapnya dengan nada tinggi dan menunjukan gaya kesombongan nya.
Awak media juga mempertanyakan kembali kepada ABB memang boleh di pakai mobil truk dinas pemerintahan untuk kepentingan pribadi?.
ABB menjawab Itu bukan urusan mu..!.
Sikap arogan tersebut disayangkan oleh banyak pihak, termasuk tokoh masyarakat dan aktivis anti-korupsi. “Sebagai pejabat publik, semestinya ABB menjunjung tinggi keterbukaan informasi, bukan malah bertindak bak preman terhadap wartawan yang menjalankan tugasnya,” ujar Sahlan Wijaya salah satu aktivis LSM di Tebing Tinggi.
Penggunaan kendaraan dinas untuk kepentingan di luar tugas negara jelas melanggar aturan. Truk plat merah yang seharusnya digunakan untuk kepentingan operasional dinas tidak boleh dipakai untuk mengangkut material bangunan pribadi. Hal ini memunculkan pertanyaan besar mengenai integritas dan akuntabilitas ABB sebagai pejabat publik.
Kasus ini mencuatkan kembali pentingnya pengawasan terhadap penggunaan aset negara oleh aparatur sipil negara (ASN). Banyak pihak mendesak agar Inspektorat Propinsi Sumatera Utara dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Tebing Tinggi dan BKD Propinsi Sumatera Utara segera turun tangan, untuk memeriksa ABB termasuk memverifikasi keberadaan bangunan tersebut dan keabsahan penggunaan truk dinas.
(Sapri/Tim)